Mohon tunggu...
Abdi Galih Firmansyah
Abdi Galih Firmansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang

Menebar benih kebaikan, menyemai bunga peradaban, panen kebahagiaan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kisah Harun Ar-Rasyid dan Si Badui yang Absurd

23 Januari 2023   23:04 Diperbarui: 29 Januari 2024   13:07 1169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendengar jawaban badui, Sang Raja tertawa terpingkal-pingkal seolah meremehkan suatu jawaban.

"Wahai saudaraku, saya tadi kan bertanya tentang kefardluan, kok malah jadi persoalan hitung-hitungan"

"Andaikata agama ini tidak ada perhitungan (hisab) maka di hari kiamat nanti, Tuhan tidak akan menyiksa hambanya dengan perhitungan pula!" timpal Si Badui.

Sang Raja marah mendengar lontaran jawaban Si Badui. Saat pertama kali bertemu, sikap dan gaya bicaranya seolah disengaja menjauhi batas kewajaran seorang rakyat di bawah kedudukan rajanya, namun harus diakui meskipun agak kurang ajar, logika berpikirnya memang masuk akal walaupun sedikit nyleneh.

"Hai badui, kalau kamu bisa menjelaskan omonganmu tadi maka kamu selamat, jika tidak bisa maka akan kupenggal lehermu dan kuletakkan di antara Shafa dan Marwa!"

Melihat kemarahan sang raja, Si Penjaga pun meredakan.

"Wahai tuanku, tolong ampuni Si Badui ini, maafkanlah dia semata-mata karena Allah, karena sikap memaafkan adalah maqam yang mulia"

Bentakan raja dan permohonan penjaga sama sekali tidak membuat mental Si Badui menjadi kerut, malah ia gantian yang tertawa terpingkal-pingkal.

"Hahahaha..."

"Kenapa kamu ketawa!? Apa yang lucu?" sentak Sang Raja.

"Saya ini heran, kira-kira mana yang paling bodoh di antara kalian berdua, kok bisa-bisanya mempercepat sesuatu yang sudah pasti akan terjadi atau malah memperlambat sesuatu yang sudah pasti terjadi. Kok bisa? Yang namanya mati itu ya hak prerogatifnya Allah, kok kalian yang ribut, memangnya kalian ini siapa?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun