"Wahai raja, ini rumah bukan rumah saya, tanah haram ini juga bukan tanah haram saya, dan setiap kita di tanah ini berkedudukan sama. Kalau mau duduk ya duduklah. kalau ndak mau ya pergilah"
Sikap Si Badui terlihat sangat lancang terhadap raja, namun raja tak marah, ia pun memilih untuk duduk menghormati, karena pemikiran dan sikap badui yang unik Si Raja tertarik untuk bermain tebak-tebakan sejenak, ia pun bertanya:
"Wahai saudaraku, aku ingin bertanya kepadamu tentang kefardluan yang apabila kamu kuat menunaikannya, maka selain fardlu tadi kamu pasti kuat. Begitu pula sebaliknya, apabila kamu tidak kuat menunaikannya, maka selain fardlu tadi kamu pasti tidak kuat menunaikan. Apakah fardlu itu?"
Si badui menjawab,
"Sebentar-sebentar, Anda ini cuma ngetes saya apa beneran bertanya?"
"Saya beneran bertanya" sang raja membalas.
"Kalau begitu berdirilah! duduk yang sopan layaknya orang bertanya"
Si Raja pun berdiri, mengganti posisi duduk yang semula bersila menjadi duduk iftirasy. Fenomena ini sungguh ganjil, di mana kedudukan raja yang kita kenal adalah mereka yang dihormati dan disegani, namun mendapat perlakuan yang luar biasa absurd dari rakyatnya.
"Nah begitu, silakan bertanyalah"
"Baik, sekarang tolong ceritakan kepada saya tentang sesuatu yang diwajibkan Allah kepada Anda!"
"Sebentar.. yang Anda maksud ini wajib yang mana dulu? Wajib yang 1, wajib yang 5, wajib yang 17, wajib yang 34, wajib yang 94, wajib yang 1 dari 12, wajib 1 dari 40, wajib 5 dari 200, atau wajib satu dalam seumur hidup saya?"