Mohon tunggu...
Vanesa Cintara
Vanesa Cintara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Nama

I lead and create the dreams.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bisnisku Sempat Membisu akibat Pandemi

28 Juni 2021   20:06 Diperbarui: 28 Juni 2021   20:17 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sejujurnya, justru Yosua merasa sedikit bersalah pada Nathan. Mungkin apabila ia tidak mengutarakan isi hatinya segamblang itu ketika mereka bertemu lagi di Cilandak Jakarta Selatan, hal seperti ini tidak akan terjadi. Mungkin Nathan tidak perlu merasa tak berdaya karena terancam tidak mampu menghidupi para pekerjanya bulan depan. Mungkin Nathan tidak perlu membawa pulang bahan-bahan masakannya---yang jumlahnya tak terkira meskipun telah dibagi-bagi---ke apartemen Yosua yang kosong.

Dan satu solusi kecil yang bisa ia tawarkan pada Nathan yang saat itu porak-poranda hanyalah sepetak tempat tinggal hingga keadaan membaik. Ia tahu, Nathan berkorban banyak demi keberlanjutan cabang Jakarta-nya hingga ia tidak sempat memikirkan dimana ia akan tidur sementara biaya sewa begitu tinggi namun lalu lintas keluar dan masuk Jakarta ditutup total.

"Nat, sampai keadaan membaik, ke apartemenku saja."

"Yos, kulkasmu kosong?"

Satu hari setelah Nathan resmi menetap di apartemen Yosua, ia kaget bukan main melihat kulkas Yosua yang tidak menunjukkan tanda pernah disinggahi sesuatu. Baru kali ini ia melihat kulkas seseorang begitu kelompang. Sejak kecil ia telah diajari bahwa tidak boleh meninggalkan kulkas dalam keadaan kosong, harus ada sesuatu yang dapat dimasak.

Yosua, masih sibuk menata laptop dan tumpukan pekerjaannya di meja ruang tengah---mulai hari ini ia resmi bekerja dari rumah, menatap Nathan di seberang ruangan dengan canggung.

"Maaf, aku selalu pulang larut, jadi biasanya beli take away."

Nathan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Risau. Yosua perlahan merusak dirinya sendiri dan hal itu membuatnya tidak nyaman. Ia harus melakukan sesuatu. "Jangan gitu, nggak sehat. Selama aku disini, aku yang masak ya? Itung-itung buat ganti biaya sewa."

Yosua terkejut, hampir menjatuhkan laptopnya. "Eh, nggak per---"

"Tidak terima penolakan. Sekarang aku ke kedai dulu ambil bahan ya, siap-siap apartemenmu penuh makanan, aku kalo masak nggak tanggung-tanggung soalnya, dah Yos."

Bersama dengan pernyataannya, si rambut kelabu menghilang dari lanskap Yosua, menyisakan Yosua yang masih membisu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun