Mohon tunggu...
Valerine Dwi RD
Valerine Dwi RD Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa

hobi saya berubah-ubah, tapi lebih suka diam di rumah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cahaya Matahari Terbit: Kaukah Temanku?

6 Oktober 2022   06:34 Diperbarui: 6 Oktober 2022   06:40 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pak Herman?" aku melirik Bagas

"Bang, ke taman aja" pinta Lintang

"Aku ikut" ucapku

"Aku juga" sambung Bagas.

Terlihat Pak Herman memakai batik dengan sangat rapih, memegang map coklat ditangannya. Kami pun berbincang dengan Pak Herman 

"Yu kita kesana" ajak Bagas tanpa negosiasi.

Di dalam mobil, kami bertiga membisu, tidak ada percakapan apalagi canda tawa. Kami hanya terdiam dan sesekali mengusap air mata.

Sampai di Kp. Sumber Asih, kali ini kami tidak berkunjung ke kantor desa, melainkan ke sebuah gubuk yang disebut rumah dengan hiasan bendera kuning disana. Rumah Pak Sutijo sangat ramai sore ini, orang-orang berkumpul dan suara tangisan memenuhi atap rumah Pak Sutijo.

"Assalamualaikum" ucap Bagas

"Waalaikumsalam" jawab warga disana

Disana ada ibu dan 3 anak yang menangis dan saling berpelukan, tak jauh dari mereka, ada yang terbujur kaku. Di atas kain batik itu, tertera nama Pak Sutijo. Pak Sutijo menghadap Yang Kuasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun