Hasil survei tersebut, saya yakin terdapat kontribusi Jokowi, Sekalipun Gerindra menyatakan Terlalu Dini Bicarakan Jokowi Endorse Prabowo Subianto, namun kenyataannya hanya dengan mengajak Prabowo “blusukan” di luar kapasitasnya sebagai Menhankam, elektabilitas Prabowo melejit meninggalkan annies dan hingga kini menduduki peringkat ke 2 dalam seluruh survei yang dilakukan lembaga survei, yang memiliki selisih tipis presentase elektabilitas dengan Ganjar tetap berada di posisi pertama, sekalipun terjadi penurunan elektabilitasnya.
Hasil survei berbagai lembaga survei tentu akan melihat kedekatan Jokowi dan Prabowo, secara umum mengakui adanya pengaruh efek jokowi. Hal ini, sekaligus harus disadari oleh PDI-P, bahwa Elektabilitas Capres berpengaruh secara significantu terhadap perolehan suara Nasioal (Elektoral) Partainya. Namun kenyataan ini seolah-olah dianggap remeh oleh PDI-P khususnya terhadap Efek Jokowi.
Lalu bagaimana dengan Ganjar? Sekalipun dukungan rakyat kepada dirinya melalui berbagai hasil survei beberapa tahun belakangan ini posisi tertinggi, diakui atau tidak karena rakyat atau tepatnya pemilih menilai sendiri Ganjar adalah penerus Jokowi dalam berbagai pertimbangan. Apalagi ketika jokowi menginsyaratkan, capres yang didukungnya “berambut Putih”, Elektabilitasnya sempat naik dan pemilih semakin yakin akan pilihan jokowi yang tidak secara langsung menyebutkan namanya.
Berbeda dengan penyebutan Prabowo pantas menjadi Presiden. Beberapa kali dicapkannya. Paling tidak menjadi tajuk berita utama berbagai media mainstream, ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto boleh jadi keluar sebagai pemenang pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, menyusul dirinya yang sudah dua kali memenangi pilpres.
Seperti dilansir kompas.com pada 7 November 2022, dengan meberikan judul berita “Jokowi: Saya Menang Pilpres 2 Kali, Kelihatannya Setelah Ini Jatahnya Pak Prabowo”
Hal ini dilontarkan Jokowi ketika berbicara soal rekam jejaknya yang berkali-kali memenangi pemilihan umum dari tingkat kota hingga nasional dalam acara peringatan hari ulang tahun Partai Perindo.
Sekalipun elektabilitas Ganjar tetap tertinggi sepanjang survei namun dalam survei LSI terakhir yang dijelaskan di atas. Selisih presentase elektabilitas Ganjar dan Prabowo yang menduduki peringkat ke-2 cukup tipis, bahkan dibawah Margin of eror dari metode survei yang dilakukan LSI.
Namun kini, dalam rilis LSI terbaru, yang dilansir kompas.com (9/4/2023), Hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) menunjukkan Prabowo Subianto menduduki elektabilitas teratas dalam simulasi tiga nama bakal calon presiden (capres). Prabowo memiliki elektabilitas sebesar 30,3 persen dan disusul oleh Ganjar Pranowo 26,9 persen dan Anies 25,3 persen. Dari hasil tersebut, terlihat jelas adanya penurunan signifikan pada elektabilitas Ganjar.
Sampai di sini, bila dikaitkan dengan terjadinya politik identitas, maka Prabowo dapat dipastikan menjadi pilihan Jokowi sebagai Capres, karena Prabowo di usung oleh PKB, sehingga dapat mengimbangi bila politik identitas di gunakan Anies, yang memang tidak terhindarkan.
Dengan demikian Prawo bisa dipasangkan dengan Ganjar, namun harus menunggu restu dari Megawati. Bila duet ini harus berhadapan dalam kopetisi pilpres. Sebenarnya pilihan terbaik cawapres adalah Mahmud M.D. Sekalipun belakangan dipinang koalisi pendukung Anies sebagai cawapres. Namun tanggapan Mahmud belum memberikan signal positif mengingat partai besutan NU yaitu PKB telah mentapkan hati mendukung Prabowo, apalagi dalam koalisi pendukung Anies, dialah yang diberi kuasa memilih cawapresnya sendiri.
Bila semua berjalan diluar skenario manuver politik yang diimpikan Jokowi, namun minimal ia telah berjuang separuh jalan lebih, mengakomodir kepentingan Negara. Dengan menghadirkan para capres yang garis politiknya berhaluan Nasionalis, para putra Terbaik Bangsa.