"Aku kangen kamu, Di. Waktu itu kamu pulang tiba-tiba. Padahal ada banyak yang ingin aku bicarakan sama kamu. Lagian kamu juga tidak pernah membalas chatku. Sesibuk apa sih, kamu?" Kimaya merasa mendapatkan kesempatan untuk mengeluarkan isi hatinya.
Tiba-tiba HP Adian berbunyi. Cowok itu merasa lega bukan main.
"Hey, Bro," temannya si Kevin menelponnya. "Ada apa?"
"Kamu jadi ambil folder yang mau kita pakai untuk meeting?" tanya Kevin. Adian merasa ini kesempatan untuk menunjukkan betapa sibuknya dia kepada Kimaya.
"Iya, aku antar," jawab Adian, walaupun Kevin tidak meminta karena meetingnya baru besok. Lalu dia melihat ke jam tangannya,"Aku ke sana sejam lagi."
Terdengar dengusan Kimaya. "Kamu mau pergi lagi, Di?"
"Sebenarnya aku pulang karena ada yg ketinggalan, eh kamu sudah di sini. Tapi aku ada waktu sejam kira-kira. Yuk, masuk dulu, sudah makan?" kata Adian dengan meriah. Digandengnya tangan Kimaya supaya mau masuk ke rumah.
Di meja makan, Adian segera menyiapkan makanan kesukaan Kimaya.Â
"Ini ada pizza kesukaanmu, aku panasin, ya?" Adian menyibukkan diri dengan microwave dan susu coklat, kesukaan Kimaya juga.
"Di, kamu marah sama aku ya?" tiba-tiba Kimaya memecah keheningan di antara suara mesin pemanas dan adukan cangkir susu coklat.
"Enggak, kenapa marah?"