"Ibu dan bapakmu akan setuju jika kamu bersedia menerima lamaran seseorang yang dikenalkan Masroh. Sepertinya dia pemuda baik-baik."
Salma heran. "Kapan ibu bertemu Masroh? Dia tidak pernah menghubungiku."
"Sebelum nanti menghubungimu, dia menghubungi ibu dulu untuk meminta persetujuan. Mudah-mudahan kamu cocok. Semula dia menanya apakah kamu bisa datang ke Jawa, ke Semarang. Katanya, pemuda itu sibuk kerja, belum ada waktu jika harus ke sini untuk bertemu kamu. Ayah dan ibu keberatan jika begitu. Kasihan kamu juga, jauh, nanti bisa mabuk di perjalanan."
Salma terdian.
"Katanya dia tertarik sama kamu."
"Mana mungkin Bu, lelaki tidak mau membeli kucing dalam karung. Bertemu juga belum pernah, bagaimana bisa dia tertarik."
"Foto-foto kamu, sudah dilihatnya."
"Hah! Jangan-jangan ..."
 "Ya, ibu yang menyuruh adikmu untuk memoto kamu dan mengirimkannya kepada Masroh."
"Duh, ibuuuuuu! Aku maluuuuu!"
"Katanya, Masroh yakin kamu bakal menyukainya. Pemuda itu ganteng dan baik. Dia punya mobil."