Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Giveaway

6 Juli 2024   13:59 Diperbarui: 6 Juli 2024   14:44 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Saya dapat info, Ronald itu keponakannya Bupati. Dari babak awal, dia memang sudah diatur supaya berhadapan dengan lawan-lawan yang lebih lemah, agar bisa masuk ke babak final," bisik orang itu.

Ayah Andi tertegun mendengarnya. "Jadi, semua ini sudah diatur dari awal? Tidak peduli seberapa keras Andi berjuang, keputusan ini sudah ditentukan?"

Pria itu mengangguk. "Benar, Pak. Saya dengar sendiri dari beberapa orang di panitia. Mereka tidak mau mengambil risiko. Bupati punya pengaruh besar, dan mereka lebih memilih untuk tidak mencari masalah."

Dengan rasa kecewa dan marah yang membara, ayah Andi pulang ke rumah. Ia tahu bahwa keadilan seringkali hanya kata kosong di dunia yang penuh dengan kekuasaan dan pengaruh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun