Ternyata mereka Debt Collector. Saya pun berpaling ke Satpam Komplek, "Lih, warga yang mana?"
Olih, Satpam Komplek, menjawab, "Yang di C-12, Pak. Baru seminggu pindah ke sini. Belum lapor ke Bapak, ya? padahal sudah saya suruh lapor."
Saya hanya mengangguk.
"Tadi kami sudah ke rumahnya, tetapi yang punya rumah tidak mau keluar. Mungkin tahu akan ditagih. Nah, kami mohon Pak RT mau mengantar kami untuk ke rumahnya lagi," kata Debt Collector yang tadi bicara. "Kalau dengan Pak RT mudah-mudahan mau keluar."
Saya pun menyanggupi. Lalu, setelah beberapa kali salam dan menyebutkan bahwa saya adalah Ketua RT perumahan, yang punya rumah mau keluar. Ternyata yang ada di rumah cuma istrinya. Sementara suaminya, yang menjadi target Debt Collector, tidak ada.
Setelah memaksa istri si target memberikan alamat atau tempat-tempat dimana suaminya kemungkinan bersembunyi. Mereka pun berpamitan. Saya pun pulang dengan rasa kantuk yang hilang.
Dan, beberapa hari kemudian si warga itu keluar dari komplek, pindah rumah lagi
Mendamaikan Istri Tua dan Istri Muda
Sabtu sekitar pukul 8 pagi. Saat sedang menikmati liburan, tiba-tiba ponselku bordering. Tetangga yang rumahnya di blok belakang meminta saya datang ke rumahnya, sekarang juga.
Sampai di rumahnya ternyata sudah ada 2 orang ibu-ibu.
"Begini, Pak RT. Ibu ini bilang bahwa suaminya disinyalir punya istri muda, dan istri mudanya itu tinggal di komplek ini," kata tetangga saya seraya menunjuk ibu yang duduk di depannya.