Saya pun mengakhiri telepon.
"Begitu saja, Bu. Tolong sekarang ibu pulang saja, dan selesaikan masalahnya dengan suami ibu." Saya menoleh ke si ibu. "Dan untuk bu Nni, selama belum ada dokumen bukti menikah, saya tidak mengizinkan ibu menerima pa Ddy, karena bisa dianggap berbuat zinah."
Kedua ibu itu, kelihatannya, cukup puas dengan keputusan saya.
Dimintai Tolong Janda Cantik
Di suatu sore, ponsel saya berdering. Saat melihat siapa yang menelepon saya kaget. Di layar tertera nama Lsy, seorang janda cantik, yang kebetulan warga perum, dan rumahnya hanya beberapa meter dari rumah saya.
Sebagai seorang Kepala Daerah yang bertanggung jawab, tentu saya terima teleponnya. Walaupun dipenuhi tanda-tanya, dan hati dag-dig-dug karena istri duduk di samping saya.
"Assalamu'alaikum, Bu Lsy, ada apa ya?" tanyaku.
"Pak RT, maaf, bisa minta tolong? Bisa ke rumah sekarang?"
Tentu saja kekagetanku bertambah. Sore-sore, menjelang Maghrib, seorang janda cantik memintaku datang ke rumahnya. Tak mau dikira ada affair, kemudian saya aktifkan loudspeaker, supaya yang lagi duduk di sebelah ikut mendengar.
"Maaf, Bu. Minta tolong apa ya?"
"Begini, Pak RT. Saya terkunci di dalam rumah. Ga bisa keluar. Bisa minta tolong, bukain pintu rumah?"