"Oh ya, rumah yang mana, ya?"
"Itu Pak RT, rumah yang depan itu, bu Nni." Tetangga saya menunjuk satu rumah yang ada di depan rumahnya.
"Kemungkinan suami saya sekarang juga ada di rumah itu, Pak RT. Karena semalam tidak pulang." Ibu yang tadi ditunjuk ikut berbicara.
"Lalu, sekarang bagaimana?"
"Saya mohon Pak RT mau mendampingi saya mendatangi rumah itu. Memastikan betul tidak dia istri muda suami saya, syukur-syukur suami saya masih ada di rumah itu, jadi betul-betul ketahuan." Pinta si ibu.
Saya pun menyanggupi. Bertiga kita pun mendatangi rumah yang dimaksud, disertai teman si ibu, sedangkan tetangga saya tidak ikut.
Setelah mengucapkan salam, dan Bu Nni membukakan pintu, saya pun berkata, "Maaf, Bu. Ini ada ...."
"Alaaah ..., ga usah basa-basi Pak RT. Kamu pasti simpenannya si Ddy, ya? Saya istrinya. Dia pasti lagi ada di dalam."
Belum sempat saya menyelesaikan kalimat, si Ibu melabrak bu Nni, dan tanpa dipersilahkan, langsung masuk ke rumah.
"Eh ..., ibu mau apa, masuk-masuk?" cegah bu Nni.
"Saya mau nyari suami saya, dia pasti ngumpet di dalam." Berkata demikian, si Ibu langsung masuk ke dalam rumah. Setiap ruangan dimasuki, termasuk lantai atas. Namun nihil, suaminya tidak ada. Ga kebayang kalau suaminya ada.