Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: 3 Dosa

1 April 2022   09:31 Diperbarui: 4 April 2022   14:37 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Mas ..., sebanyak apa pun dosa. Bahkan sebanyak buih di lautan, Allah pasti mengampuninya. Asal kita benar-benar menyesalinya." Dadang memegang bahu Samin.

Samin menutup muka dengan kedua tangannya, dengan terisak-isak berkata, "Ya Allah ..., kalau aku harus mati di terowongan ini. Aku rela, asal Kau ampuni dosa-dosaku."

Samin mengatakan kalimat itu pelan. Namun, sampai ke telinga Tomiran dan Tole. Tangisan keduanya semakin kencang.

Ruang terowongan dipenuhi tangisan. Air mata ketiganya membasahi tanah. Tanah milik Allah Yang Maha Pengampun. Allah Yang Maha Mendengar.

Tiba-tiba seberkas cahaya menerobos masuk. Cahaya yang semakin lama semakin terang, bersamaan dengan digesernya batu-batu yang menutupi terowongan oleh tim penolong.

Dadang yang pertama melihat. "Mas ... Mas Samin, lihat! Pintu terowongan terbuka."

Ketiganya seketika mendongak. Serentak mereka mengucap, "Alhamdulillah .... Ya Allah."

Mereka masih terisak, juga tersenyum. Tersenyum bukan hanya karena bisa keluar. Namun, karena merasa Allah telah mengampuni mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun