Beruntung pekerjaannya selesai tadi malam tidak terlalu larut, sehingga Jonan bisa tidur cukup lama.
"Oh ya, Pak Hary menyuruh Anda langsung mempersiapkan ruang rapat dengan bahan presentasinya sekalian. Beliau minta jam 8.30 sudah siap." Jeny setengah berteriak karena Jonan hampir berbelok ke lorong menuju ruang kerjanya.
"Oke," jawab Jonan tanpa membalikkan badan.
***
Setelah menyusun meja dan kursi ruangan rapat, Jonan segera memasang infokus dan membuka laptop untuk mempersiapkan bahan presentasi. Saat itulah, Jonan menyadari ada masalah.
"Lho ... lho ... di mana ya?"
Tas kerjanya di balikkan, isinya semua menghambur, berjatuhan, tetapi benda kecil yang sedang dicarinya tidak ada. Untuk beberapa saat Jonan termenung. Tangan kanannya menggaruk-garuk dahinya yang berkerut, mengingat-ingat sesuatu.
"Sialan, pasti masih nempel di PC di rumah," lirihnya. Jonan teringat flashdisc yang dicarinya, yang berisi materi presentasi, masih tertancap di PC di rumahnya.
Jonan melirik arloji yang menunjukkan waktu pukul 7.55 dan berkata, "Masih ada waktu dua puluh menit untuk mengambilnya di rumah."
***
Flashdisc itu bagai nyawanya saat ini. Gagal presentasi, bukan hanya teguran yang dia dapat, bahkan mungkin pemecatan akan diterimanya.