Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Freelancer - Pensiunan yang ingin terus menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berusaha menuliskan apa saja yang bermanfaat, untuk sendiri, semoga juga untuk yang lain

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tabrak Lari

2 Desember 2020   12:33 Diperbarui: 2 Desember 2020   12:38 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Shutterstock

"Betul ... betul saya, Pak. Tap ... tapi ... saya akan menjelaskan ...." Kalimatnya terpotong lagi.

"Maaf, Pak Jonan. Kami hanya ingin mengabarkan berita duka."

"Berita duka? Berita apa?" Ketakutan Jonan berganti rasa khawatir.

"Dengan berat hati saya ingin mengabarkan bahwa putra Bapak mengalami kecelakaan."

"Hendrik? Di mana kecelakaannya. Di mana sekarang anakku?"

"Dimohon tenang, Pak. Putra Bapak mengalami kecelakaan di jalan dekat kampusnya. Rupanya putra Bapak menjadi korban tabrak lari. Sekarang putra Bapak di rumah sakit."

"Tabrak lari?" pelan Jonan berkata hampir berbisik. Tiba-tiba terbayang tubuh Si Pengemudi sekuter yang ditabraknya, lalu semua gelap. Jonan tak sadarkan diri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun