Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Freelancer - Pensiunan yang ingin terus menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berusaha menuliskan apa saja yang bermanfaat, untuk sendiri, semoga juga untuk yang lain

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tabrak Lari

2 Desember 2020   12:33 Diperbarui: 2 Desember 2020   12:38 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beruntung pekerjaannya selesai tadi malam tidak terlalu larut, sehingga Jonan bisa tidur cukup lama.

"Oh ya, Pak Hary menyuruh Anda langsung mempersiapkan ruang rapat dengan bahan presentasinya sekalian. Beliau minta jam 8.30 sudah siap." Jeny setengah berteriak karena Jonan hampir berbelok ke lorong menuju ruang kerjanya.

"Oke," jawab Jonan tanpa membalikkan badan.

***

Setelah menyusun meja dan kursi ruangan rapat, Jonan segera memasang infokus dan membuka laptop untuk mempersiapkan bahan presentasi. Saat itulah, Jonan menyadari ada masalah.

"Lho ... lho ... di mana ya?"

Tas kerjanya di balikkan, isinya semua menghambur, berjatuhan, tetapi benda kecil yang sedang dicarinya tidak ada. Untuk beberapa saat Jonan termenung. Tangan kanannya menggaruk-garuk dahinya yang berkerut, mengingat-ingat sesuatu.

"Sialan, pasti masih nempel di PC di rumah," lirihnya. Jonan teringat flashdisc yang dicarinya, yang berisi materi presentasi, masih tertancap di PC di rumahnya.

Jonan melirik arloji yang menunjukkan waktu pukul 7.55 dan berkata, "Masih ada waktu dua puluh menit untuk mengambilnya di rumah."

***

Flashdisc itu bagai nyawanya saat ini. Gagal presentasi, bukan hanya teguran yang dia dapat, bahkan mungkin pemecatan akan diterimanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun