Kearifan Lokal di Lewouran adalah Lela dan Leba Kene’e/Niwe Waiotan. Secara etimologis,  Lela berarti : Melarang, Leba: Membuka larangan, Memanen. Kene’e : Wilayah  pantai tertentu.  Niwe : tempat menambatkan perahu baik di pasir maupun di laut. Niwe  juga berarti  jangkar. Ritus ini dilakukan oleh Suku Uran yang dimandatkan oleh Suku Muda.
Tujuan dari Ritus ini adalah : Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Sebagai upaya membuat ikan merasa betah tinggal di lokasi ini
Sebagai sebuah upaya menjaga kelestarian ekosistem. Durasi waktu  untuk pelarangan segala  aktivitas penangkapan ikan di lokasi ini bertujuan agar ikan-ikan dapat bertelur
3.3. Tiga Malam Gelap Menanti Nale
Sebuah ritus yang sudah hilang di wilayah Lewotobi adalah Ritus Hode Nale ( mengambil nale ). Â Secara Tradisi, Â tiga malam berturut- turut sebelum waktunya mengambil Nale, wilayah laut harus dalam kondisi gelap. Artinya tidak bole ada aktivitas penangkapan ikan dan aktivitas lain di wilayah pantai. Seorang pun tidak boleh menginjak kaki di pantai selama tiga hari larangan ini. Ritual ini semacam masa puasa. Proses pengambilan pun harus dilakukan lebih dahulu oleh Suku Uran.
Ritus Hode Nale dan Lela Knee sesungguhnya menegaskan pesan bahwa manusia harus memberikan waktu dan mengalokasikan waktu bagi alam untuk memulihkan dirinya. Waktu dan tempat tertentu yang harus dilihat sebagai sesuatu yang kudus, sakral.
4. Â Situs- situs Budaya
4.1. Rumah Adat
 Setiap wilayah memiliki rumah Adat. Lewouran memiliki rumah adat : Suku Kwure, Kedang dan Kwuta. Di Lewotobi adalah rumah adat Ure Wai ( Suku Temu ), Suku Hokeng, Suku Ena.  Rumah adat ini yang masih ada dan yang lain sudah hilang. Jika tidak segerah dilakukan upaya penggalian maka warisan budaya berupa rumah adat akan hilang.
Rumah Adat sebagai sebuah simbol  dialog  holistik antara manusia dengan manusia, manusia dengan leluhur, dengan alam dan juga dengan Tuhan yang disebut Lera Wulan Tana Ekan.