Blela Wutun berarti : Blela dari Kata : Lela artinya Menandai, Melarang. Wutun dari kata : Wutu : artinya Ujung. Secara etimologis, Blelawutun artinya Ujung yang ditandai, dimaterai, dilarang. Dikatakan ujung karena lokasi pantai yang berpasir berakhir disini.
Makna pantai yang dimateraikan ( dilela) berarti ada hal yang dilarang, yang tidak boleh dieksploitasi. Hal-hal yang dilarang adalah :
Dimateraikan berarti ia menjadi milik suku uran dan tidak diklaim menjadi milik suku lain. Secara luas, tempat ini menjadi saran publik dan tidak boleh digunakan orang perorangan untuk kepentingan pribadi.
Pengambilan Pasir pantai (ada bagian pasir yang mana dapat digunakan untuk pembangunan)
Sebagai lokasi Penyu bertelur. Sebagai pantai yang dimateraikan maka ia menjadi tempat khusus bagi penyu untuk bertelur. Karena seekor penyu hanya kembali bertelur di tempat ia menetas. Kearifan lain di Lewotobi, adalah ketika seekor penyu ditangkap waktu bertelur maka harus ada bagian yang diserahkan ke Tuan Tana.
Sedangkan di Lewouran, penyu tersebut harus dibunuh dan dibela di kampung lama di lokasi “ Pete Ke’a” dan pihak yang menangkap hanya mendapat bagian kecil yakni ekor penyu.
Dari data di atas ini bagi penulis, tradisi pemotongan Penyu di kampung lama dan mendapat bagian yang kecil, nenek moyang menyampaikan pesan tersurat yakni :
1. Penyu harus dihargai. Pemotongan Penyu di tempat khusus menunjukkan bahwa Penyu di masyarakat memiliki nilai kesakralan tersendiri yang harus perlakukan juga secara istimewa
2. Nenek Moyang tidak dapat melarang masyarakat untuk menangkap Penyu yang bertelur juga tidak mengijinkan masyarakat melakukan eksploitasi terhadap penyu Tradisi larangan secara tersurat menegaskan bahwa lebih baik penyu dilindungi. Membunuh penyu dan hanya mendapat bagian kecil merupakan tindakan sia-sia.[2]
Pesan yang disampaikan biasanya tersirat dalam kata-kata sastra ( koda kenake) dan tradisi-tradisi. Pesan-pesan tersebut tidak berhenti di generasi mereka tetapi pesan tersebut harus mampu direfleksikan oleh generasi dalam konteks kekinian. Pesan “tidak membatasi” harus diterjemahkan sebagai sebuah bentuk keharusan “Melarang” menangkap Penyu dan Mengambil Telur Penyu”
2.3. Nara