Ibu mertua hanya tinggal berdua dengan salah satu keponakannya. Sementara kakak -kakak Sofyan berpencar di berbagai kota. Beliau berbadan gemuk karena obesitas, kedua kakinya seakan sangat berat menyangga tubuhnya.
Jadi, ketika aku masak sayur dan lauk atau makanan apapun yang ku masak, pertimbanganku adalah supaya memenuhi kebutuhan kesehatannya.Makanan yang mudah dicerna oleh seorang lansia.
Namun apa yang terjadi?
"Gulai tu ape tini? be kuah bening lok kencing!" sambil mengaduk-aduk sayur bening bayam, sendok sayurnya diketuk-ketuk ke bibir mangkoknya.
Begitu kah caranya menghargai jerih payahku? Sedangkan aku sudah banyak kesulitan di dapur. Ibunya takut menggunakan kompor gas. Hari gini masih masak di tungku dengan kayu bakar? Tubuhku bau sangit asap, pantat panci jadi berjelaga.
Duuh!
Maksud bicaranya tadi begini, ini sayur apa? kuahnya bening seperti kencing?
Kata suamiku, kesukaan ibunya memang makan sayur bersantan, ada sayur bening dia bilang kuahnya seperti kencing. Tidak menyadari bahwa santan dan makanan berlemak itu buruk untuk kesehatan.
Parahnya lagi, beliau pikir asalkan obatnya rutin diminum, makan makanan apapun tidak masalah.
Nah Lo! Apa gak puyeng anak dan mantu dibuatnya. Kapan sehatnya kalau gaya hidupnya tidak diubah.
Asli, dalam hatiku rada be te, tapi segan berbantah dengan orang tua.