Ha ha ha...kami barengan tertawa sambil berlari kecil menuruni bukit.
Sisi lain dari pandemi covid ternyata ada positif nya buat kami.
--
Pada hari-hari jeda ke kebun, suamiku membantu mengeluarkan mesin jahit dan alat-alat jahit yang kubawa, meletakkan di ruang tamu. Mengatur kabel colokan ke listrik dengan aman.
Aku menyibukkan diri dengan menjahit baju-baju ibu mertua atau apapun barang yang sobek dan perlu diperbaiki.
Tetangga yang mendengar suara mesinku lalu datang, melihat dan bertanya-tanya, maksudnya aku sedang menjahit apa?Apakah aku bisa menjahit baju juga?
Bisa banget! Suamiku yang memberi jawaban dan lalu berpromosi dengan gaya jenakanya.
Nah, mulailah satu persatu dan dari mulut ke mulut, akhirnya aku dikenal sebagai penjahit busana muslim.
Aku menyediakan kain potongan-potongan juga, jadi yang ingin dijahitkan bajunya, bawa duit aja, pilih kain yang sesuai selera lalu mau model yang bagaimana, lalu diukur badannya, dua atau tiga hari sudah jadi deh, bajunya. Mereka senang sekali, karena aku tidak menarik ongkos mahal.
Uniknya, ada juga yang belum punya uang tapi butuh baju baru untuk kondangan. Boleh dibayar nanti kalau sudah petik kopi? tanyanya. Boleh saja, jawab ku. Mereka orang -orang yang lugu dan jujur.
---