Mohon tunggu...
Umi Setyowati
Umi Setyowati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Suka membaca apa saja, sesekali menulis sekedar berbagi cerita.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ada Batang Cendawan Tumbuh

11 Oktober 2024   11:49 Diperbarui: 11 Oktober 2024   11:52 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tanggal yang sudah kami rencanakan pernikahanku tetap berlangsung. Mas-ku saudara ku satu-satunya sebagai wali yang menikahkan aku dengan Sofyan. Lelaki dari pulau seberang. Sebatas acara akad nikah di KUA. Selesai.

 Setelah sah sebagai suami istri, Sofyan meninggalkan rumah kontrakannya dan pindah ke rumahku.

Meskipun kami pengantin baru, tetapi situasi sungguh jauh dari bayangan ku semula. Hidup di kota metropolitan serasa  tidak menarik lagi bagiku. Terlebih setiap sudut di rumah selalu membangkitkan kenangan akan ibuku.

Membaca kondisi batinku, Sofyan melontarkan idenya,"ayo  kita pulang ke kampungku saja, hidup di Jakarta lama kelamaan nyesekin dada."

Kupikir itu cuma omongan sambil lalu, jadi tidak ku tanggapi.

Ternyata omongan itu diulangi lagi besoknya dengan tambahan,"ntar aku mau mengambil alih kebun bapak yang diurus oleh pamanku"nah, pikiran ku mulai  terbuka.

"Lalu aku bisa kerja ngapain di sana?"

"Suka-suka dikau aja, ga ngapa-ngapain juga gak masalah!"jawabannya seperti candaan.

"Kupikir -pikir dulu, apa yang bisa ku kerjakan di sana dan jadi cuan, mana enak biasa kerja jadi mager." kami mulai bercanda lagi.

Tanpa membuang lebih banyak waktu, aku sampaikan niat suamiku kepada Mas ku, dan dia merestuinya.

Kemudian kuberitahu Sofyan,"ayo kita mulai bersiap, apa-apa yang perlu kita bawa."aku butuh bergantian suasana, di desa pastinya bebas polusi, udara lebih sehat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun