"Bu Dhe, kapan Niar dibacakan cerita yang baru,? Â besok malam minggu, Bu Dhe menginap di sini, kaan..?"Â suara manjanya sedikit mengurangi ketegangan sesaat tadi.
"Insyaallah, tapi Niar harus rajin belajar membaca, supaya bisa membaca sndiri semua buku cerita yang Bu Dhe  belikan!"
"Siap, Bu Dhe!" dengan riang lalu gegas mencapai undakan tangga terakhir.
Bersamaan kami sampai di balkon, adik laki-lakiku dan istrinya menyambut di depan pintu. Sebelumnya aku sudah berkabar kalau akan mengajak Zuna bertemu.
"Ayah...., ada teman Bu Dhe dari Jakarta, namanya Om Zuna, namanya  kayak namaku ya, Ayah?"ah..Niar, antusias sekali.
Laki - laki muda berbaju koko putih itu terhenyak sesaat, berupaya tenang dengan terkekeh lirih,"ya banyak lah orang yang namanya hampir sama. Temanmu juga ada yang namanya sama, kan?"jawaban yang masuk akal, batinku.
"Oh...iya ya, lupa, teman Niar yang namanya Dewi ada 2, jadiii...Bu Guru kalau panggil Dewi, ada Dewi satu, trus Dewi dua." celotehnya.
"Nah, sekarang Niar mengerti? sama gih ganti bajunya dulu!"serunya.
"Ya, ayaaah..., eh tapi Niar mau ganti baju dengan, Bu Dhe!"pintanya, sambil menarik tangan ku menuju kamarnya.
Sekalian memberi ruang Zuna bicara dengan adikku dan istrinya, pikirku.
---