Jantungku tiba-tiba berdegup kencang, tanganku sekejap dingin saat  mendengar ucapan teh Linda padaku. Aku hanya seperti melamun tak bersuara, sampai aku tersadar teh Linda memanggilku.
"Dek gimana?"
"Sebagai muslimah jika ada lelaki shalih yang datang padaku untuk meminangku tentu aku tidak akan menolaknya teh. Asal kan dia lelaki shalih tidak ada alasan bagiku untuk menolaknya."
Kulihat teh Linda amat sumringah mendengar jawaban ku. Lalu ia mencubit pipiku manja.
"Aduuuuuuuuuuuuh Teh Linda, sakit tau ! "kataku
"Ira saraswati yang masih ingusan itu sekarang sudah dewasa ya, Masya Allah. Salah seorang ustadz di ma'had ini ada yang sedang mencari istri. Orangnya insya Allah shalih. Dan Ira tau orangnya itu adalah orang yang sama yang dek ira tanyakan semalam. Ikhwan dengan suaranya yang merdu itu. Nah mas Ahsan berniat untuk mengenalkanmu padanya."
"Masa sih Teh,"
"Ya sudah kita pulang dulu, besok sebelum kamu pulang ke Bandung akan kita atur waktu untuk bertemu. Sebelumnya mas Ahsan sudah menjelaskan semua tentang kamu ke ikhwan itu."
Dengan wajah memerah dan tersipu ku anggukan kepalaku, tanda bahwa aku setuju. Kami kembali kerumah mas Ahsan dan teh Linda. Lalu aku bersiap akan kembali ke Bandung untuk melanjutkan kembali pekerjaanku disana.
Siang ini aku memesan tiket kereta untuk pulang ke Bandung. Dan esok sore aku akan kembali ke Bandung. Aku terlihat masih seperti biasa tiada yang istimewa, hanya saja aku masih malu jika mengingat teh Linda membicarakan tentang ta'aruf itu. Aku Masih ah pokoknya tidak bisa berkata-kata. Jarang sekali aku berinteraksi dengan laki-laki tapi esok aku harus melihat laki-laki asing untuk bisa mengenalku lebih jauh. Lalu sejenak terbesit,kenapa harinya justru disaat aku akan kembali pulang ke Bandung? Ah tak apalah,jadi malu nya hanya saat itu. Sejenak aku berpikir "ah luruskan niat mu Ira.."
                                  Â