"Salam saja buat Linda ya" Ku anggukan kepalaku.
Sambil melihat ibuku yang tengah selesai berbenah di dapur aku teringat ucapan bapak padaku sebelum ia meninggalkan kami berdua.
 "Ira anakku, kamu memang hanya anak seorang pemulung, tapi kamu lihat bintang-bintang itu? Kita tetap bisa melihatnya bukan? dia tidak pernah pilih-pilih dalam memberikan sinarnya, jangan takut untuk meraih satu dari rIbuan bintang yang ada disana, bapak dan Ibu mencintaimu... sekuat tenaga kami akan membantu agar engkau dapat meraih salah satu dari bintang itu."
Ah bapak,aku rindu pada mu. Aku pun segera bergegas berkemas mengemasi baju-baju yang akan ku bawa. Ibu juga menitipkan selusin pakaian bayi beserta celana panjang dan 2 buah jaket untuk di berikan pada dek Aya. Aku sudah memesan tiket kereta sejak 2 hari yang lalu.
*Tiba di Solo
Sesampainya aku di Stasiun Jebres Solo, terlihat senyuman hangat teh Linda dari kejauhan sambil menggendong Aya di pelukannya. Ku hampiri mereka, lalu ku peluk teh Linda dan keponakan ku yang lucu itu. Kami berjalan menuju keluar stasiun terlihat mas Ahsan menunggu kami di parkiran Stasiun. Kami menghampiri mas Ahsan yang tengah berdiri tepat di samping mobil Nissan X-trail milik pesantren. Aku duduk di bangku belakang, sementara teh Linda duduk disamping mas Ahsan yang mulai mengendarai mobil menuju ke pesantren.
Â
"Wah dek aya tambah lucu ya masya Allah udah bisa apa kamu dek? Sini Teh biar aku gendong dek aya nya." Kataku
Teh  Linda pun memberikan Aya pada ku
"Makanya,kamu udah harus mikirin kapan kamu mau punya yang seperti Aya." Teh Linda mulai meledekku, kulihat mas Ahsan pun tersenyum mendengar ledekan teh Linda pada ku.
"Belum menemukan yang pas teh, doakan saja ya teh..."