“Namanya Ance, kami biasa menyapanya dengan Bang Ance. Beliau orang hebat, besok kalian datang lagi kemari saja dan ikut diskusi bersamanya. Kami masih membahas hal yang sama yaitu pemerintahan Sumatera utara dan potensinya” ucapnya.
“Bagaimana?,” ucapku kepada kedua sahabat ku itu.
“Baiklah,” jawab eka dan novi dengan singkat.
Keesokan hari.
Tepuk tangan riuh membanjiri warung polemic. Warung kopi yang memang sering dijadikan tempat diskusi tersebut tidak pernah seriuh ini. Semua orang berjabat tangan menyatakan setuju dengan gagasan-gagasan kreatif dan inovatif yang tercipta.
Sambil menunggu Bang Ance datang kami sudah memulai diskusi ringan dengan berbagai objek wisata yang kita punya.
“Masih banyak objek wisata di daerah Sumatera ini yang belum diberdayakan pemerintah,” ucak eka yang hobinya memang traveling ke tempat-tempat unik hingga belum terjamah.
Siang menjelang pukul dua Bang Ance datang bersama temannya. “Selamat siang, udah makan?,” sapanya dengan ramah kepada kami semua yang telah menunggunya dengan secangkir kopi, manis dingin dan sebungkus rokok.
“Sudah bang,” sahut aku.
Diskusi siang ini melanjutkan tentang kebobrokan pemerintahan daerah di Sumatera Utara ini yang kemarin sempat terhenti.
…