Mohon tunggu...
Ucok Hsb
Ucok Hsb Mohon Tunggu... -

Anak SUMUT cinta tanah air dan bangsa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sumut di Warung Kopi

8 Januari 2016   20:16 Diperbarui: 3 Agustus 2016   01:14 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“sepertinya menarik, apasalahnya dicoba,” serentak kami mengangkat manis dingin dan rokok kami dan langsung merapat kesana. Kebetulan masih ada tempat untuk kami bergabung.

“Horas bang, kami ikut gabung ya bang,” ucap kepada seseorang disebelahnya yang sudah ikut diskusi sejak awal.

“mari bang,” balasnya.

Baru saja kami duduk dengan wajah ramah dia menyapa kami. “selamat datang sahabat,” ucapnya. Seketika kami hening kaget dengan sapaan nya.

“kami ikut gabung yah bang, dari tadi kami menguping nikmat sekali pembahasan diskusi tentang sumut ini. Kebetulan kami juga sedang diskusi hal yang sama abang,” ucap ku kepadanya memberanikan diri walau masih belum mengenalnya.

“kenapa tidak daritadi haha,” sahutnya dengan santai. “tapi sayang sekali adek, abang harus pergi dulu jumpa seseorang sore ini,” tambahnya.

“Alamak bujas, harusnya kita daritadi merapat kemari,” ucap eka dengan nada lemas. Novi yang mulai tertarik kembali dengan diskusi kami terlihat kecewa. Itu juga dirasakan oleh orang-orang disekitar mereka. Mereka pun sepertinya mereasakan hal yang sam dengan kami walau sudah sejak awal berdiskusi.

Suara yang cukup menyenangkan terdengar, “bagaimana jika besok kita jumpa lagi disini sahabat?,” ucapnya. “siap bang, apa yang perlu kami siapkan untuk berdiskusi dengan abang?,” sahut seseorang didekatnya.

“Tak usah repot-repot, kita jumpa lagi disini ya jam 2 petang esok. Abang pamit dulu, assalamualaikum,” ucapnya. Dengan cepat ia langsung menuju kea rah parkiran dan mengambil mobilnya diantar seseorang yang sepertinya mengenal dekat dengan dia.

Dan mereka yang ikut berdiskusi ramai mendiskusikan ulang apa yang telah disampaikannya, sepertinya sangat berharga sekali yang disampaikannya.

Ku coba bertanya pada seseorang yang berada di sebelahku. “Siapa sebenarnya orang itu?,” ucapku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun