Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Gelas Kaca", Ketika Politik dan Perempuan Berkelindan

7 Oktober 2024   11:17 Diperbarui: 8 Oktober 2024   08:27 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Operasi ini sudah didesain lama, dengan banyak pengorbanan. Mastermindnya adalah Gita.

Di sisi kiri, Laras adalah korban yang memulai arus balik melawan. Ia akhirnya dibantu Karin dan Iren yang mendendam dengan lukanya sendiri-sendiri; simpati mereka kepada Laras adalah simpati sesama korban. 

Bahu membahu persekutuan ini akhirnya bisa mengungkap sang dalang dengan mengikuti kaidah pertama investigasi: follow the money. Ini juga dimungkinkan terjadi karena keteledoran Gita. 

Baik Gita yang seorang diri maupun Laras dengan sekutunya adalah ringkasan kisah dari bagaimana perempuan mengelola perlawanan dengan kesabaran yang nyaris tak ada ujung. Di sini, Gita adalah kasus yang tak boleh dipandang sebelah mata. 

Segala pengorbanan untuk mencapai sumberdaya politik yang kuat adalah skenario bertahun-tahun yang dia siapkan demi menyingkirkan Sakti, memproduksi Raka sebagai suksesor, sekaligus menyingkirkan Laras sebagai istri dari sejarah baru partai politiknya.

Gita mendesain jalan untuk mengendalikan kekuasaan laki-laki.

Kelima, politik adalah seni menyerang ketidakmungkinan. Pada ujung kisah, Laras dan sekutunya mendapat bukti-bukti yang mengarah pada Gita, lantas berfikir sedang menemukan kartu mati Gita. 

Mereka merancang podcast di mana skandal yang menghancurkan rumah tangga Laras akan diungkap dalangnya.

Yang mereka abaikan, Gita adalah perempuan dalam politik, perempuan karena politik, perempuan untuk politik.

Ia bukan saja tidak mudah dimakan kepanikan, apalagi sedu sedan keharuan seperti Laras dan sekutunya. Gita jauh lebih memiliki variasi siasat dan selalu memiliki perhitungan yang berlapis terhadap segala macam kemungkinan.

Politik baginya adalah the art of attacking the impossible--frasa yang dicetuskan oleh filosof Alain Bodiu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun