Kedua, daftar korban yang menolak diam. Raka, dengan ambisi yang makin membesar karena politik, menggunakan skandal yang dituduhkan kepada istrinya sebagai daya lontar karirnya.Â
Raka ingin tampil sebagai duda yang ideal, dengan satu anak perempuan yang populer di sosial media. Elektabilitasnya meningkat karena manipulasi semacam ini.Â
Sementara itu, Karin (yang merupakan rekan bisnisnya, anak orang kaya) atau Iren (sahabat Laras, podcester) berusaha mengeksploitasi skandal demi memenuhi syahwat mereka.Â
Dua perempuan molek ini kehilangan simpatinya, bahkan nekad. Namun tak ada yang berhasil.Â
Raka, di tahap ini masih memiliki sedikit asa bagi kembalinya Laras, walau keputusan talak tiga membuatnya menjadi lebih rumit.Â
Ketiga, kehidupan organisasi politik yang siap memangsa siapa saja, bahkan orang-orangnya sendiri. Partai yang diperjuangkan Raka dipimpin seorang lelaki bernama Sakti.Â
Sakti adalah tipe yang abusif. Dengan kekuasannya dia melakukan serangkaian pelecehan dan kekerasan seksual kepada perempuan. Ia adalah gambaran dari beroperasinya relasi kuasa yang timpang di balik tragedi.
Gita, yang berfungsi sebagai penasihat politik Raka, adalah salah satu korbannya. Ia mula-mula hanya pesuruh yang pelan-pelan bisa naik ke posisi kunci, termasuk merelakan diri dilecehkan.Â
Gita jelas memiliki sesuatu yang tak ada pada Laras, Karin, dan Iren. Tak cukup sekadar cantik, molek, dan modern.
Keempat, perempuan: pemilik kesabaran perlawanan yang panjang. Di bagian ini, kita harus memeriksa dua kutub yang bertumbukan.Â
Di sisi kanan, pada dasarnya, skandal perselingkuhan yang mengorbankan Laras adalah bentuk samaran dari operasi politik penyingkiran. Operasi ini demi menyiapkan Raka sebagai figur sentral partai dengan citra politik yang baru: muda, kaya, family man, dan mewakili harapan baru politik kekinian.