Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Keladi Tumbuk Terakhir

12 November 2022   22:36 Diperbarui: 12 November 2022   22:56 967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keladi Tumbuk | Foto: S Aji

"Ada apa Cad? Ada masalah?"

"Ko sendirian di sini?"

"Ya sendirian. Bereskan naskah adalah meniti jalan sunyi, Cad. Hehehe."

"Tidak ada anak-anak yang datang? Maap e." 

"Tidak juga. Tadi ada Liza, katanya anak magang. Ko tra cerita tu. Sembunyi aset juga e," sindir Azel, "eh, Liza ternyata pintar juga bikin keladi tumbuk."  

"Liza? Liza yang rambutnya keriting sebahu?" Ricard kaget. "Memangnya ada berapa Liza di sini?" kejar Azel.

"Dia sudah resign 2 bulan yang lalu. Liza memang sering sakit-sakitan setahun terakhir," kenang Ricard. "Liza yang mengusulkan ko diajak." 

Liza ternyata sepenting itu di balik semua proses ini. Azel merasa tersanjung tapi setengah bersalah "Liza boleh kenal saya dari mana?"

"Dia memang bergaul dengan komunitas blogger. Liza yang ngotot agar ko saja yang diajak." Terang Ricard. Agak lirih.

"Ada nomor WA-nya ka, Cad? Saya harus bilang banyak terima kasih."

Icad tak menjawab Azel. "Liza meninggal subuh tadi, Zel"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun