Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Simulakra Mata Mantan

21 Februari 2017   08:45 Diperbarui: 25 Februari 2017   22:00 862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Kita makan bakso dulu yuk, terus ke supermarket, aku mau beli bedak.”

“Beli bedak?”

“Iya. Kulit wajahku rasanya kasar dan terlalu gelap. Mungkin suatu saat, aku perlu merawat tubuhku ke salon.”

“Oke Bos Putri. Apa sih yang enggak?”

Sebuah cubitan manja mendarat di pinggangku.

“Ngal, menurutmu, rambutku sebaiknya dibiar seperti ini atau dipotong agak pendek?”

Tanya yang meluncur pelan ketika kami berhadapan di dalam warung bakso yang ramai. Aku memang dipanggilnya Bengal, sedang dia kupanggil Putri. Nama yang kami berikan sebagai perlambang dua jiwa yang sedang berkasih mesra, sekurangnya di hatiku.

“Emang kenapa dengan potongan sekarang, Put. Kamu udah sempurna kok?”

“Aku merasa kuno. Kurang gaul, Ngal.”

“Iyaa, nanti dipotong pendek rambutnya.”

“Oh ya Ngal, kalau mataku hijau, mungkin terlihat lebih indah ya?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun