Mika mengambilnya. Membacanya pelan sekali:
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
Emon yang kelelahan tertidur bersama puisi Sapardi. Emon ingin berhenti menyanyikan lagu Iwan Fals kepada Mika. Ia ingin membaca puisi, agar tak garing, demi tidak dibilang kaku. Demi istri yang dimenangkannya lewat sayembara celaka. Walau seribu lelah merenggut tubuh kurusnya.
Mika mendadak diserang rasa haru yang bersalah. Ia telah membuat Emon seperti robot yang bekerja dua puluh empat jam.Â
Ia memeluk kepala Emon. Memindahkan nyenyak wajah tirus lelah ke bahunya. Diciumnya rambut yang mulai panjang itu.Â
Mata Mika basah.
***Â
*). Maaf, seri Emon dan Mika masih berlanjut. Demi imajinasi dan gairah menulis, diputuskan seri ini belum tamat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H