"Kamu kenapa istriku? Manggil-manggil kaya kehilangan aku saja. Ada apa?"
"Halaah...garing. Aku sedang ingin makan mangga yang kayak di halaman Pak Imam. Sekarang."
"Aku masih nyuci daster dan pakaian dalammu. Di kompor juga nasi belum mateng. Bentar lagi bisa gak?" tawar Emon sambil menidurkan kepalanya di betis gemuk Mika yang hamil lima bulan. Lalu diciumnya pipi Mika yang makin tebal. Gemuk yang rata.
"Gak mau, sekarang!" balas Mika sambil mendorong tubuh Emon. Seperti sapi bunting yang kesal dipermainkan tuannya. Emon yang masih kurus seketika tersungkur di lantai.Â
"Siaaap Bos."
Emon terus menghilang dari ruang pandang Mika. Lari bergegas.
***
"Sayaang..."
Teriak Mika kembali menggelegar. Tak ada balasan.
"Emooooon, kamu dimana sih? Selalu deh..setiap dipanggil pasti lama nyahutnya..huuh."
Mika kesal lagi. Bibirnya manyun kembali. Alisnya berbaut, wajahnya meringut. Wajah ibu hamil yang kusut.