Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pengabdian Cinta Emon

4 September 2016   18:40 Diperbarui: 4 September 2016   19:14 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Moooon..Moooon..apa yang hangus? Kamu masak apa sih? Mooooon?" teriak Mika.  

 Sama kayak sebelum ibunya datang, tak ada jawab.

Mika lalu bangun dan berjalan pelan membawa perutnya yang besar ke dapur. Bau hangus itu makin menyengat. 

"Emooon, kamu dimana? Masak nasi kok ditinggal. Moon?"

Tak ada balasan. Huh, ini anak kemana sih, Mika menahan geram dalam hatinya.

Mika terus ke belakang sesudah memadamkan kompor. Menuju halaman yang dipenuhi dengan jemuran. Sebagian besar pakaian miliknya. Sejak berbadan dua, Mika sering berkeringat hebat. Sehari bisa berganti baju sampai empat kali. Ia menjadi istri yang malas juga makin manja. Emosinya tipis, mudah uring-uringan. Sensitifitasnya buruk sekali.

Tanpa banyak ba-bi-bu, ini tanda siaga. Emon kini mengambilalih semua pekerjaan rumah sembari tetap merawat ternaknya. Mika pernah mengajak pulang ke rumah ibunya tapi Emon menolak. Itu mengurangi kepantasan diriku sebagai suami, kata Emon saat itu.

"Emooon...kamu ngapain di situ?"

Suara Mika tertahan. Di depan sana, pada sebatang pohon nyiur rindang, Emon tertidur sambil duduk. Wajahnya pucat dan lelah. Tubuhnya juga lebih kurus. Rambutnya telah panjang, beberapa helai jatuh menjumpai pipinya yang makin tirus. Tanda kurang tidur yang sering dan kerja yang berlebih.

"Emoon, kamu sakit..?"

Emon masih nyenyak. Di telapak tangannya yang terkulai, sebuah kertas tertulis terkoyak di sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun