“Yah le Ibu setuju sama Bapakmu”
“Oh itu toh Pak, Bu”
“Loh loh jadi kamu sudah tahu?”
“Iya itu yang akan Timah sampaikan juga sama Ibu dan Bapak. Timah sudah tahu semuanya. Di sawah Mas Danang mengobrolkan itu juga, katanya Bapak Kades sedang merekrut remaja putri untuk dikirimkan ke berbagai kota untuk di pekerjakan secara layak. Menurut Mas Danang aku harus ikut”
“Bagus itu le” , jawab Ibuku.
“Lah lah sama dong dengan yang Bapak ingin omongkan?”
“Terus Timah mau tanya ke Bapak lagi. Juminten kok ndak ikut?”
“Iyah dia anak kesayangan Pak Kades. Jadi Pak Kades tidak rela ditinggal Juminten merantau ke luar kota. Dia akan di nikahkan saja dengan warga kampung sini.”
“Aku takut sama Mas Danang ku toh Pak, Bu! Kan Timah mau merantau ke luar kota sedangkan Mas Danang tetap disini. Dia kan pemuda tampan di desa ini, Timah takut toh Pak!”
“Terus apa hubungannya toh sama Mas mu. Kan belum tentu sama Mas mu itu, siapa namanya? Si Mas Danang itu. Banyak kok pemuda lainnya selain Danang yang lebih tampan”
“Timah minta di nikahkan toh Pak?”
