Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Ikrar Sang Pendekar (109): Menyesal Telah Berbuat Baik

19 November 2024   04:34 Diperbarui: 19 November 2024   04:44 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ha..ha..ha!" Suara ketawa dari balik topeng gedek itu terdengar menyeramkan sekali. Membuat merinding orang yang mendengarnya. Mendadak iblis itu menggerakkan tangan kiri mencengkeram pedang Ki Simo yang ditebaskan ke arah leher. Ujung pedang itu ditekuk hingga patah.

Menak bersaudarah tidak menyangkah jurus-jurus maut yang telah mereka latih puluhan tahun hanya ditertawakan oleh si muka gedeg.

Semua orang yang menyaksikan pertempuran itu berkali-kali tanpa sadar mengeluarkan seruan terkejut saking kagumnya. Pemuda bertopeng itu dapat menerima hantaman dan sabetan pedang tanpa mengalami cedera atau terluka sedikit pun. Mereka nyaris tak dapat percaya bahwa ada seorang pemuda memiliki kekebalan sehebat itu.

Untungnya bahwa empat orang bersaudara itu memiliki gerakan yang cukup lincah, sehingga sejauh itu mampu berkelit dari setiap serangan balasan.

"Muka gedeg keparat!" Ki Simo membentak sambil meloncat ke depan, lantas membabat kepala iblis itu dengan pedang yang setengahnya patah. Gerakannya cepat dan disertai tenaga dalam kuat.

Akan tetapi, iblis itu menggerakkan tangan menyambut, dan pedang yang tajam itu sudah ditangkap begitu saja oleh jari-jari tangannya.

Ki Krapak dan Ki Singo secara bersamaan menusuk ke arah dada. Iblis itu menangkis serangan dengan pedang hasil rampasan. Ki Krapak dan Ki Simo merasa betapa tangan mereka yang menggenggam pedang tergetar hebat, tanda betapa luar biasa kuatnya tenaga tangkisan itu.

"Iblis keparat!" Ki Songkok dengan nekad menerjang dengan pedangnya, menyambar ke arah leher. Ketika dengan gerakan mudah sambaran itu dielakkan oleh lawan, secepat kilat pedang itu sudah dilanjutkannya dengan tusukan ke arah dada, tepat ke arah jantung.

Akan tetapi, yang membuat semua orang tercengang heran, iblis itu sama sekali tidak menangkis, bahkan seperti menerima tusukan yang digerakkan dengan sepenuh tenaga itu.

Pedang itu tepat mengenai dada, tapi kemudian patah dengan mengeluarkan suara sangat nyaring. Sungguh mengagumkan. Menerima tusukan pedang dengan dada begitu saja jelas menunjukkan bahwa orang itu benar-benar mempunyai kekebalan tingkat tinggi. Kali ini Iblis itu sengaja ingin memamerkan ilmunya untuk membuat lawannya semakin berkecil hati.

Di saat kritis itu, tampak beberapa orang muncul memberikan bantuan. Rupanya Ki Gondo datang dengan membawa murid-muridnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun