Semua yang mendengar cerita itu tertegun. Mereka berusaha memastikan apakah Ki Songkok itu orang yang waras akalnya.
"Tapi setelah berbisnis dengan mereka," sambung Ki Songkok, "Ternyata semua itu hanya topeng. Bisnis Intijiwo adalah bisnis manipulatif, yang akan digunakan untuk merampas bisnis orang lain!"
Tapi siapa yang akan percaya dengan cerita orang cacat seperti Ki Menak Songkok? Sementara di sisi lain Kanjeng Wotwesi terkenal begitu dermawan dan banyak memberi bantuan kepada masyarakat miskin.
"Oleh karena itu, sebetulnya kepada siapa saja yang memiliki kesaktian, saya mau minta tolong agar menghukum orang seperti Kanjeng Wotwesi dan Intijiwo. Harus ada yang menghentikan mereka, agar tidak jatuh korban lebih banyak lagi!"
"Begini saudaraku!" kata Kebo Klebat, "Lebih baik anda menyaksikan sendiri dari pada mendengar fitnah dari mulut orang-orang yang iri dengki. Banyak para pembesar kerajaan, para hartawan dan pendekar yang menjadi saksi, bahwa Kanjeng Wotwesi adalah orang baik. Beliau dinobatkan sebagai pendekar besar dan pengusaha terkaya di seluruh bumi Nusantara!"
Kebo Klebat alias Iblis Muka Gedek sadar akan kesalahannya tidak menghabisi Ki Songkok dalam pertarungan sebulan yang lalu. Ia menyesal telah berbuat baik. Tapi tidak apa-apa, demi menghormati mendiang Mbok Cipluk yang telah berpulang seratus hari sebelum pertarungan itu terjadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H