Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Ikrar Sang Pendekar (103): Junjung Derajat

4 November 2024   05:39 Diperbarui: 7 November 2024   20:23 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendadak, mereka semua dikejutkan oleh kehadiran seorang remaja yang dengan cepat mengobrak-abrik para pengawal. Giliran mengirim serangan kepada lelaki tua yang baru saja menampar mbok, Klebat dihadang oleh perempuan tua yang sangat disayanginya.

"Hentikan Klebat!" teriak Mbok Cipluk. "Beliau kakekmu! Kyai Wotwesi!"

"Klebat!" Kanjeng Wotwesi tampak terkejut dan tanpa ragu-ragu maju untuk merangkul cucunya, menangis tak henti-henti, air mata kakek dan cucu berdua menjadi satu. Entah menangis berapa lama.

Perjumpaan itu sekonyong-konyong telah menghidupkan harapan-harapan baru. Klebat mendapati dirinya terangkat ke dalam kehidupan yang makmur, serba mewah, yang menurut anggapannya dulu itu tidak mungkin terjadi.

Selagi tidur, di dalam kamar yang tertata indah, wajahnya setenang wajah bayi tanpa dosa, sama sekali tak terusik oleh pikiran-pikiran hari esok. Napasnya dalam dan teratur. Sementara tangannya mendekap erat bambu pusaka. Semenjak mendapatkan pusaka itu, ia tak pernah lagi terpisah darinya. Memegangnya saja merupakan kenikmatan yang tak terlukiskan. Barangkali ia sedang bermimpi indah. Senyum tipis terlukis di bibirnya.

Itulah salah satu dampak menguasai pusaka 'Junjung Drajad'. Derajatnya mulai merangkak naik dengan cepat. Kini dia memiliki seorang pelindung yang sangat berpengaruh seperti seorang raja. Kakek Kanjeng wotwesi, tokoh spiritual yang paling dihormati dan sangat kaya raya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun