"Hei Iblis pengecut, beraninya kamu menyerang wanita hamil?" teriak Lintang. Ia hendak membantu istrinya. Akan tetapi, ia ditahan oleh Ki Kalong Wesi, Pendekar Cebol, serta pendekar dari perguruan Golok Terbang.
Pada saat yang amat berbahaya itu, tiba-tiba saja terdengar bentakan nyaring. Seorang wanita yang bergerak laksana kilat, dengan pedangnya menyambar Si Iblis Betina. Nenek jahat yang diserang oleh wanita itu sangat kaget dan menangkis dengan tongkatnya. Pedang wanita itu tertangkis, menyeleweng ke samping, akan tetapi ujung lengan baju nenek iblis itu robek.
"Iblis tua pengecut!" Wanita itu berteriak sambil terus menyerang. Wanita ini bukan lain adalah Ayu Lastri yang telah siuman.
"Lastri!" seru Arum gembira.
"Jangan kuatir, Mbak, aku bantu menyingkirkan iblis ini!"
Tanpa memberi ampun, Si Iblis Betina yang serangan tongkatnya sudah ditangkis Arum dan kini mendapat serangan dari Lastri, langsung menerjang dengan penuh kebencian, karena itu gerakan tongkatnya mengamuk luar biasa, cepat dan penuh tenaga dalam. Ia takjub bagimana Lastri bisa kembali pulih dari cedera yang tadi dideritanya.
Dengan mengandalkan ketinggian tenaga dalamnya, Nenek Iblis itu ingin membuat pedang di tangan Lastri terlepas. Namun alangkah kagetnya ketika tiba-tiba pedang Arum dengan cepat melejit ke atas dan melewati tongkatnya terus menusuk ke arah lehernya.
'Celaka...!' Si Iblis Betina segera membuang diri ke belakang dan terus bergulingan di atas anak tangga menghindarkan diri. Ia tidak mengira bahwa wanita hamil itu masih demikian lincah dan ilmu pedangnya cukup berbahaya.
Setelah berhasil meloncat bangun, Si Iblis Betina menghadapi penyerangan dua wanita muda itu dengan hati-hati sekali, menggunakan seluruh tenaga dan mengerahkan seluruh kepandaiannya. Namun hatinya kecut bukan main ketika mendapat kenyataan betapa makin lama pedang kedua wanita itu semakin kuat mendesaknya.
Nenek Iblis itu mulai menyesal. Tadinya dia menganggap dirinya sudah yakin menang, karena dia tahu bahwa Arum Naga sedang hamil besar. Siapa kira, dia akan menghadapi dua pendekar wanita yang ternyata sangat tangguh.
Desakan itu membuat Si Iblis Betina menjadi sangat marah sehingga dia pun berbuat nekat. Sambil berteriak nyaring, dia menangkis pedang dengan tongkatnya, lalu tangan kirinya secepat kilat berusaha mencengkeram ke arah leher Lastri dan ayunan tongkatnya memukul kepala Arum.