Dengan berurai air mata, wajah seputih kapas itu menjerit begitu keras dan seolah jeritannya hendak merobek mulutnya sendiri. "Aku lebih baik mati daripada diceraikan!"
Aku tidak sadarkan diri, tapi kemudian aku terbangun dari tidur keesokan hari. Semalam aku yakin telah menemukan jawaban atas pertanyaanku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!