"Kami menemukan Citra sendirian di atas!"
"Citra siapa? Dalam rombongan kami gak ada yang bernama Citra!" Dia lalu memanggil beberapa gadis agar mendekat, dan memastikan kepada kami bahwa tidak ada yang ketinggalan.
Kami bertiga celingukan mencari-cari di mana gadis cantik tadi. Aku pikir Citra pasti langsung berbaur dengan teman-temannya. Tapi kami tidak menemukannya. Bulu di sekujur tubuh rasanya tegak karena merinding. Mengerikan.
Aku kemudian menceritakan mengenai Citra. Orang-orang tanpa sadar mulai merapatkan diri. Seolah-olah di sekitar tempat itu ada yang tengah mengawasi keberadaan kami.
Kami kemudian melanjutkan perjalanan bersama. Tidak sampai sepuluh menit sudah sampai di bumi perkemahan, dan langsung berpisah. Maghrib sudah lewat. Yang terbayang dalam pikiran semua orang pasti ingin melepas lelah dan ingin segera tidur. Melupakan segala kejadian misterius.
Sampai di dalam tenda, aku ganti celana dengan sarung. Tiba-tiba tanganku meraba sesuatu di dalam saku. Ada benda asing. Saat aku keluarkan, ternyata sebuah lipstik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H