Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Misteri Lipstik

20 Mei 2024   08:47 Diperbarui: 9 Juni 2024   22:06 811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku juga nunggu tenda saja!" imbuh Bayu. Jelas tergambar rasa takut di wajahnya. Ia memang yang paling penakut.

"Maaf, kalau begitu saya gak jadi ikut, Mas!" ujarku kepada dua orang tadi, "Gak enak kalau naik sendirian!" Aku pikir Tejo dan Farid pun pasti akan memilih tidak ikut.

Si ketua berkata lagi, "Tidak semua anggota kami juga mau ikut naik! Yang ikut cuma tiga belas orang! Bagaimana? Ada yang minat gabung?"

"Maaf, gak jadi, tapi terima kasih sudah mengajak kami!" jawabku. Aku sebetulnya tertarik, tapi tidak ingin nanti dianggap egois. "Hati-hati dan semoga lancar, Mas!" sambungku.

"Oke! Trima kasih!"

Kami semua berdiri seolah untuk mengantar kepergian mereka. Malam semakin larut dan hawa dingin semakin menusuk. Bara api unggun perlahan-lahan berbaur dengan kelam. Kami mengakhiri konser dan masuk ke dalam tenda.

***

Bayu, pagi-pagi sekali membangunkan kami semua. "Kita ke sini bukan untuk pindah tidur!" Dia sudah berpakaian rapi. Rambutnya yang diminyaki tersisir rapi. Hemnya dimasukan celana dan mengenakan ikat pinggang.

Tejo tertawa melihat dandanannya. "Kamu itu tidak seperti anak camping!" celetuknya meledek anak Bojonegoro itu, "Lebih mirip petugas kehutanan!"

Kami pun tertawa mendengar lelucon yang sangat cocok itu. Belum pernah ada anak berdandan seformal seperti itu di perkemahan.

Pada saat masak untuk sarapan pagi, kami tertegun melihat hasil perbuatan Tejo. Panci dan wajan berubah bentuk. Namun anak itu tanpa sedikit pun merasa bersalah, malahan cekikikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun