Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen Kontemporer: Satu Cinta Tiga Duka

17 Maret 2021   07:02 Diperbarui: 17 Maret 2021   07:07 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemudian dengan langkah terhuyung, wanita itu ke luar menemui suaminya yang duduk terpekur di ruang tamu.

"Nina telah pergi, pa!"

Dengan suara tersendat ia memberitahu suaminya.

"Engkau tidak ingin melihat dia di kamarnya, pa? Masihkah bersikukuh dengan pendirianmu sendiri sedangkan dia telah pergi? Apa sih artinya kehormatan dan harga diri dibandingkan dengan kesedihan dan kehancuran hatiku ini?"

Laki-laki itu dengan pandangan kosong bangkit dari duduknya kemudian, seperti robot melangkah ke kamar putrinya. hal yang selama berbulan-bulan dicoba untuk tidak dilakukan. Sementara matanya yang kosong mulai menampakkan  bayang-bayang air mata.

Di depan tempat tidur putrinya, laki-laki yang kukuh ini berlutut mencium dahi putrinya sambil berbisik memelas, sementara air mata yang dicoba dibendungnya perlahan menetes tepat di atas muka putrinya.

"Aku cinta padamu, nak!" bisiknya.

Sayang Nina tidak   lagi mendengarnya. Nina telah pergi dengan rindu dan dukanya. (R-SDA-17032021)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun