Nina sekarang senang dan mulai sering memutar lagu-lagu bertema cinta. Di kamar mandi pun, senandung-senandung pujaan pada cinta, selalu melantun. Mamanya yang sering diam-diam mencuri dengar, tersenyum gembira. Tidak pernah sebelumnya Nina bersnandung macam itu, meskipun di kamar mandi sekali pun.
Hari-hari terus berlalu. Usaha kedua orang tua ini untuk mengorek keterangan dari putrinya tetap belum berhasil. Nina benar-benar penyimpan rahasia yang hebat. Tidak banyak wanita yang bisa berbuat semacam itu tetapi bagaimanapun juga, terutama bagi sang mama, perubahan-perubahan itu sudah sangat berarti.
Kemudian kejutan yang kedua datang.
Dengan berani dan ini sangat berlawanan dengan sifat tertutupnya selama ini, Nina memberitahu bahwa dirinya hamil dan laki-laki pujaannya, tidak lama lagi akan segera menikahinya.
Mungkin jika ada halilintar menyambar di siang bolong kedua pasangan orang tua itu tidak akan terkejut seperti waktu itu.
"Hah?" sang papa sampai terlonjak dari tempat duduknya ketika pernyataan mengejutkan itu meluncur lancar dari bibir anak gadisnya yang memang sengaja meminta mereka berdua berkumpul di ruang tamu.
Sedangkan sang mama, yang jelas tidak kalah terkejut dari suaminya, cuma bisa membelalak tidak percaya.
Nina sendiri mengerutkan kening, sepertinya heran melihat sikap dua orang tuanya.
"Lho, kenapa pa? Kenapa ma?" tanyanya malah.
"Kenapa?" Kau bertanya kenapa setelah menyampaikan itu?" tanya sang papa dengan suara keras. "Tidak tahukah engkau....."
Laki-laki ini menghentikan kata-katanya karena  gamitan istrinya.