"Aku bukan mengejek orang yang mendapat musibah  itu tetapi aku bersyukur karena keluarga kita selamat dari  kejadian itu.  Sekarang biar kuterangkan kepadamu kenapa  kemarin aku bersikeras naik kapal tongkang daripada naik kapal ferry milik PJKA  itu? Kau tentu heran dan mungkin marah padaku, bukan? Kau tahu aku sendiri sebenarnya takut sekali kemarin pak tetapi ..."
"Tetapi apa?" tanya tuan Hadi Wiyono tidak sabar.
"Tetapi aku percaya pada nasehat pengemis tua  yang  kuberi sedekah ketika  kita akan berangkat kemarin  pagi. Ia  berkata, kalau ingin tidak mendapat halangan jangan  menyeberang  dengan kapal besar katanya, menyeberanglah dengan kapal kecil! Ya Tuhan terima kasih  atas  berkat-Mu, dan pak pengemis tua, terima kasih atas nasehatmu!"
Tuan Hadi Wiyono ternganga mendengar keterangan seaneh itu. Koran di tangannya terkulai. Anak-anaknya masih tidur di kamar masing-masing. Apa yang bisa dikatakan  sekarang?  Dia  bisa membayangkan  dengan  jelas,  apa  yang  terjadi  seandainya  pak pengemis  tua itu tidak membisiki istrinya. Bukan saja  dia  akan kehilangan  mobilnya,  bahkan mungkin  kehilangan  nyawanya sekalian.
Dia  memang berterima kasih pada pengemis tua yang  kemarin itu tetapi pandangan dan citranya terhadap profesi pengemis  belum juga  berubah.  Pengemis adalah  parasit  dan semua parasit sebaiknya disingkirkan karena bukan saja tidak  berguna tetapi juga merugikan. Pendapat yang sekilas benar tetapi ilmu pengetahuan nanti membuktikan bahwa parasit juga bisa berguna. Apalagi pengemis bukan parasit, mereka itu tetap manusia yang disayangi Tuhan.
Jika Tuhan berkenan Dia dapat menggunakan apa saja dan siapa saja bahkan pengemis sekalipun untuk melaksanakan kehendakNya.Â