"Hai ... hai ...!" seru tuan Hadi Wiyono sambil  menghela nafas  panjang. "Baiklah, kita akan menyeberang dengan tongkang. Pak Kirman, ayo kita ke pelabuhan yang sebelah sana itu!"
***
Keesokan harinya, di sebuah hotel di Denpasar.
Hari  masih  pagi tetapi tuan dan nyonya Hadi  Wiyono  sudah bangun. Mereka duduk di teras kamar yang mereka  sewa sambil menikmati kopi susu panas dan roti berselai.
Seorang pelayan mendatangi mengantarkan koran pagi, yang rupanya termasuk pelayanan pihak hotel. Tuan Hadi Wiyono menerima koran pagi itu dan tak lupa mengucapkan banyak terima kasih.
"Koran Bali Post tampaknya masih kalah dengan Surabaya Post, ya bu!" Hadi Wiyono memberi komentar koran yang dipegangnya. Â Matanya tertuju pada halaman pertama. Komentar jelas ditujukan pada istrinya.
"Tetapi bagi penduduk Bali atau Denpasar khususnya, Bali Post tentu jauh  lebih baik dari Surabaya Post!" nyonya  Hadi Wiyono menangkis komentar suaminya.
"Ah, benar juga katamu dan hai, lihat ini!" seru  tuan Hadi  Wiyono  tiba-tiba. Berita di halaman pertama yang  dicetak dengan  judul  besar-besar, menarik perhatiannya,  bahkan sempat membuatnya berseru heran.
"Kapal  milik PJKA terbalik ketika merapat di  dermaga Gilimanuk. Cuma sebuah truk sempat keluar, yang lain terendam. Kejadian itu..... "
"Ya, Tuhan, kami bersyukur kehadirat-Mu,"  potong  nyonya Hadi Wiyono memotong kalimat suaminya.
"Orang mendapat musibah engkau malah bersyukur!" balas tuan Hadi Wiyono tidak mengerti.