Hamid melengak. Jelas dia terkejut mendapat pertanyaan semacam itu dariku.
"Bunga mawar?" gumamnya lirih.
"Ya, bunga mawar!" tegasku keras.
"Apa hubungan bunga mawar dengan ...!"
"Kau jawab saja pertanyaanku," potongku cepat.
"Simpan dulu pertanyaan ataupun komentar yang ada di kepalamu. Kenal tidak dengan bunga mawar?"
"Tentu saja aku kenal!"
"Bagaimana bau bunga itu? Harum, bukan?"
Hamid kulihat mengangguk.
"Bagus engkau tahu ini! Bagaimana seandainya nama bunga mawar kuganti dengan TAHI KUCING? Apakah harumnya berubah? Apakah baunya akan menjadi busuk?"
Hamid tidak menjawab. Matanya menatap ke arahku tajam-tajam. Aku tidak tahu apa yang berputar di kepalanya tetapi aku bisa menerkanya.