Bronto mengangguk.
"Aku ingin tahu, jam macam apa untuk si Purwanto ini!"
Lima detik kemudian, sebuah letusan cukup keras membahana di kawasan itu. Tidak ada yang memperhatikan, kecuali beberapa penduduk yang sempat tertarik, tetapi kemudian meneruskan kembali kerja mereka.
Sementara itu di rumah Kolonel Purwanto, sang Kadis Serse, sebuah radio pemancar dan penangkap yang kuat sedang ditangani salah seorang ajudannya.
"Sudah ada kabar dari sana?" tanya Kolonel Purwanto.
"Belum Kolonel, mungkin sebentar lagi ... ah, ini dia Kolonel ...!"
Kolonel Purwanto menerima alat penerima dari tangan ajudannya
"Laporan ... laporan untuk Kolonel Purwanto ...!"
"Silakan!" Kolonel Purwanto membalas. "Laporan siap diterima!"
"Hadiah Tahun Baru telah diterima dengan baik. Kami baru saja mendengar suaranya!"
"Bagus! Kalian ke sana untuk memeriksa dari dekat! Pasukan pengepung perintahkan untuk bergerak. Bersihkan bekas-bekas ledakan. Laporan resmi tangani seperti instruksiku. Aku tidak ingin persoalan ini menjadi panjang. Cecunguk itu cuma kerikil kecil, meskipun ulahnya sering membuat kita pusing."