Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Signifikan: Wajah Timnas adalah Wajah Wadah Sepak Bola Akar Rumput yang Tak Diurus

11 Mei 2022   16:52 Diperbarui: 11 Mei 2022   17:07 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono.JW

Sepak bola adalah olahraga rakyat. Bahkan Indonesia menjadi salah satu publik pecinta sepak bola terbesar di dunia. Makanya, sepak bola juga dijadikan kendaraan politik karena bagi siapa saja yang terjun ke politik, biasanya memanfaatkan sepak bola demi mengais  perolehan SUARA.

Sayang, sepak bola akar rumput Indonesia terus dibiarkan merana. Tak diurus dengan benar oleh PSSI. PSSI pun tak berwenang bila masuk ranah sekolah, akademi, hingga diklat, bila mengacu pada khasanah pendidikan Indonesia.

Setali tiga uang, Pemerintah pun tak pernah risi menyaksikan SALAH KAPRAH yang terus terjadi dalam wadah sepak bola akar rumput Indonesia.

Kira-kira, apakah ada pihak yang akan sadar lalu tergerak? Atau akan tetap membiarkan para pelatih Timnas merekrut pemain yang tak lulus TIPS masuk gerbong Timnas hingga seabad usia PSSI (100 tahun)?

Dengan demikian, signifikankah Pemerintah mendukung sepak bola nasional berprestasi? Tapi tak risi dengan keberadaan wadah sepak bola akar rumput yang salah kaprah?

Ayo Pemerintah, bantu buatkan payung hukum untuk wadah sepak bola akar rumput Indonesia hingga turunannya. Kasihan rakyat Indonesia, menjadi satu di antara publik pecinta sepak bola terbesar di dunia, tetapi hanya terus bermimpi di siang bolong, Timnasnya berprestasi, sebab pondasinya tak diurusi pun tak ada rasa risi. 

Mustahil tergapai prestasi bila situasi dan kondisi tak signifikan serta tak pernah tercapai signifikansi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun