Buah tersebut bergurat-gurat dan harum baunya. Jika dilihat dari sisi atas, buah itu tampak seperti bentuk bintang. Buah yang belum pernah dilihat sebelumnya di kampung mereka.
"Bawalah pulang buah ini sebanyak yang kalian mampu!" pesan tabib itu.
"Jika Tuhan berkenan, maka niscaya akan menyembuhkan penduduk desa kalian. Ingat, satu butir buah hanya dapat menyembuhkan satu orang saja! Khasiatnya baru muncul setelah dipetik sehari semalam!" lanjut tabib itu.
Kedua sahabat itu pun segera memetik buah yang tumbuh demikian banyaknya di pulau itu. Sebagian besar buah yang ada sedang matang di pohon dengan begitu ranum. Mereka mengisi penuh keranjang bambu yang dibawanya.
"Terima kasih, Tabib yang baik hati! Kami akan mengingat pesan dari Tabib," kata Bang Belim dan Ko Abing seraya berpamitan untuk kembali ke kampung halamannya.
Setibanya di kampung, Bang Belim dan Ko Abing disambut para warga. Kedua sahabat itu segera membagikan buah unik tersebut ke warga kampung yang sakit.
Sungguh ajaib! Penyakit yang diderita warga langsung sembuh seketika setelah memakan buah ajaib itu. Kuasa Tuhan sungguh luar biasa!
"Terima kasih Tuhan! Terima kasih, Bang Belim dan Ko Abing!" banyak warga yang bersyukur telah sehat kembali.
Buah itu hampir habis dibagikan, hanya tersisa dua buah saja. Cukup untuk menyembuhkan kedua sahabat tersebut. Namun ternyata masih ada warga yang belum mendapatkannya.
"Abing, bagaimana menurutmu, Kawan?" tanya Bang Belim bimbang.
"Makna hidup bukan diukur dari panjangnya usia, tapi dari manfaat hidup kita,"jawab Ko Abing bijaksana.