Mohon tunggu...
TONI PRATAMA
TONI PRATAMA Mohon Tunggu... Administrasi - Kepala Bagian Perencanaan dan Keuangan Sekretariat Daerah Bangka Selatan

Saya mulai fokus menulis sejak tahun 2023 dengan menerbitkan 2 buku solo dan belasan buku antologi. Salah satu karya saya berupa novel diterbitkan penerbit Bhuana Ilmu Populer (BIP) Gramedia Group. Prestasi yang pernah saya raih yaitu juara 1 lomba menulis cerita rakyat yang diselenggarakan Dinas Perpustakaan dan Arsip Bangka Belitung tahun 2023. Menulis dan membaca tentu menjadi kegiatanku saat waktu luang. Semoga bisa terus berkarya, karena ada kalimat yang sangat menginspirasiku: JIKA KAMU INGIN MELIHAT DUNIA MAKA MEMBACALAH, JIKA KAMU INGIN DILIHAT DUNIA MAKA MENULISLAH!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Persahabatan Sejati di Batu Belimbing

9 Agustus 2024   08:05 Diperbarui: 9 Agustus 2024   08:13 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buah tersebut bergurat-gurat dan harum baunya. Jika dilihat dari sisi atas, buah itu tampak seperti bentuk bintang. Buah yang belum pernah dilihat sebelumnya di kampung mereka.

"Bawalah pulang buah ini sebanyak yang kalian mampu!" pesan tabib itu.

"Jika Tuhan berkenan, maka niscaya akan menyembuhkan penduduk desa kalian. Ingat, satu butir buah hanya dapat menyembuhkan satu orang saja! Khasiatnya baru muncul setelah dipetik sehari semalam!" lanjut tabib itu.

Kedua sahabat itu pun segera memetik buah yang tumbuh demikian banyaknya di pulau itu. Sebagian besar buah yang ada sedang matang di pohon dengan begitu ranum. Mereka mengisi penuh keranjang bambu yang dibawanya.

"Terima kasih, Tabib yang baik hati! Kami akan mengingat pesan dari Tabib," kata Bang Belim dan Ko Abing seraya berpamitan untuk kembali ke kampung halamannya.

Setibanya di kampung, Bang Belim dan Ko Abing disambut para warga. Kedua sahabat itu segera membagikan buah unik tersebut ke warga kampung yang sakit.

Sungguh ajaib! Penyakit yang diderita warga langsung sembuh seketika setelah memakan buah ajaib itu. Kuasa Tuhan sungguh luar biasa!

"Terima kasih Tuhan! Terima kasih, Bang Belim dan Ko Abing!" banyak warga yang bersyukur telah sehat kembali.

Buah itu hampir habis dibagikan, hanya tersisa dua buah saja. Cukup untuk menyembuhkan kedua sahabat tersebut. Namun ternyata masih ada warga yang belum mendapatkannya.

"Abing, bagaimana menurutmu, Kawan?" tanya Bang Belim bimbang.

"Makna hidup bukan diukur dari panjangnya usia, tapi dari manfaat hidup kita,"jawab Ko Abing bijaksana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun