Mohon tunggu...
TONI PRATAMA
TONI PRATAMA Mohon Tunggu... Administrasi - Kepala Bagian Perencanaan dan Keuangan Sekretariat Daerah Bangka Selatan

Saya mulai fokus menulis sejak tahun 2023 dengan menerbitkan 2 buku solo dan belasan buku antologi. Salah satu karya saya berupa novel diterbitkan penerbit Bhuana Ilmu Populer (BIP) Gramedia Group. Prestasi yang pernah saya raih yaitu juara 1 lomba menulis cerita rakyat yang diselenggarakan Dinas Perpustakaan dan Arsip Bangka Belitung tahun 2023. Menulis dan membaca tentu menjadi kegiatanku saat waktu luang. Semoga bisa terus berkarya, karena ada kalimat yang sangat menginspirasiku: JIKA KAMU INGIN MELIHAT DUNIA MAKA MEMBACALAH, JIKA KAMU INGIN DILIHAT DUNIA MAKA MENULISLAH!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku Ikhlaskan

28 Mei 2024   10:56 Diperbarui: 28 Mei 2024   12:18 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"HA? Hmmm..ngg... Sepertinya tidak bisa kapal saya membawa jenazah. Saya mohon maaf, ya!"

Begitu juga dengan pemilik kapal lainnya. Tidak ada yang bersedia menyeberangkan jenazah. Ada semacam pantangan bagi orang-orang di sekitar itu untuk membawa orang yang sudah meninggal dengan kapalnya. Kak Hengky pun harus memutar otak, bagaimana caranya bisa segera tiba di Pongok?

Setelah menelepon sana-sini, akhirnya ada kapal milik pemerintah yang bisa dipinjamkan. Namum bahan bakar untuk kapal VIP itu cukup mahal. Kak Hengky lagi-lagi menghadapi masalah karena tidak membawa uang yang cukup. Setelah pontang-panting mencari pinjaman, akhirnya rombongan dapat berlayar menuju Pulau Pongok, kampung halaman adik yang mereka sayangi.

Dari kejauhan, terlihat ratusan orang sudah berkumpul di Pelabuhan Pongok. Mulai dari anak kecil hingga orang tua. Entah apa yang ada di pikiran mereka saat itu. Yang terburuknya adalah rombongan pramuka menjadi sasaran amuk massa kala itu. Karena mungkin saja para warga itu mengira Viko wafat akibat aktivitas kepramukaan.

"Ya, Allah, jika memang aku harus mati hari ini juga, demi tugas dari-Mu ini, hamba ikhlas, Ya, Allah!" gumam Kak Hengky dalam hati. Sementara paman pelaku tabrakan terlihat pucat dan gemetaran melihat sambutan warga yang demikian masif.

"MANA YANG NAMANYA KAK HENGKY...? YANG SATU MANA ORANGNYA...?"

Seorang berbadan tinggi besar dengan kumis lebat meringsek dari kerumuman warga. Teriakannya memecah hening suasana pagi saat itu. Anak-anak pramuka langsung ciut dan keluar keringat dingin. Semua menahan nafas.

"SAYA KAK HENGKY! SAYALAH ORANGNYA!"

Suara Kak Hengky tak kalah menggelegar. Sudah kepalang basah pikirnya. Nyawa taruhannya waktu itu.

"Oh,, silakan, Kak! Ikuti saya! Saya adalah Sukri anggota DPD Pongok yang diminta Pak Kades untuk melindungi Kakak dan rombongan. Ayo ikut saya lewat jalan ini!"

Volume suara orang itu melembut. Seluruh rombongan bernafas lega. Tidak seburuk yang mereka bayangkan rupanya. Semua akhirnya turun dari kapal dengan selamat dan menuju ke rumah duka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun